Penyebab Telinga dan Hidung Berdarah

Penyebab Telinga dan Hidung Berdarah

Penyebab telinga dan hidung berdarah
sering kali muncul seperti tamu tak diundang yang mendobrak pintu ketenangan kita, meninggalkan kepanikan seketika saat melihat cairan merah menetes tanpa permisi, dan kita pun sibuk mencari tahu apa sebenarnya penyebab telinga dan hidung berdarah.

Bayangkan ini. Anda sedang duduk santai menikmati kopi sore, atau mungkin sedang mengawasi si kecil bermain, tiba-tiba ada noda merah. Bukan saus tomat, bukan cat air. Darah. Jantung rasanya mau copot, kan? Sobat Sehat, darah yang keluar dari dua area sensitif ini—hidung dan telinga—adalah "alarm merah" dari tubuh. Ia berteriak bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam sana. Kadang hanya masalah sepele seperti kebiasaan mengorek yang terlalu asyik (ha ha ha, kita semua pernah melakukannya), tapi di lain waktu, ini bisa menjadi sinyal kondisi medis yang membutuhkan penanganan IGD segera.

Jangan biarkan rasa takut melumpuhkan logika Anda. Mari kita bedah satu per satu, layaknya seorang detektif medis yang sedang memecahkan kasus misterius.

Trauma Kepala: Sang "Villain" Utama

Kita mulai dari skenario yang paling menakutkan, namun paling krusial untuk dipahami. Benturan keras.

Kecelakaan motor, jatuh dari tangga, atau hantam benda tumpul saat olahraga bisa menyebabkan guncangan hebat pada batok kepala. Jika darah segar mengalir dari telinga dan hidung secara bersamaan pasca benturan, ini bukan lagi kode kuning. Ini kode merah.

Retak Tulang Tengkorak (Fraktur Basis Cranii)

Tulang tengkorak bagian dasar adalah fondasi yang melindungi otak. Ketika fondasi ini retak akibat hantaman, pembuluh darah di sekitarnya robek. Darah tidak punya jalan keluar lain selain melalui lubang telinga atau rongga hidung. Ini adalah kondisi gawat darurat.

Saya teringat kasus seorang pasien, sebut saja Rian (25 tahun). Dia jatuh dari motor tanpa helm. Awalnya dia merasa "baik-baik saja", bahkan sempat bercanda. Tapi satu jam kemudian, darah merembes dari telinganya. Itu adalah manifestasi lambat dari trauma kepala berat.

Tanda Halo (Halo Sign): Deteksi Dini di Rumah

Bagaimana membedakan darah biasa dengan kebocoran cairan otak? Coba teteskan darah yang keluar tersebut ke atas tisu atau kain kasa putih.

Jika terbentuk pola lingkaran merah di tengah yang dikelilingi oleh cincin (halo) berwarna kekuningan atau bening di luarnya, STOP! Jangan gerakkan pasien sembarangan. Cairan bening itu kemungkinan besar adalah Cerebrospinal Fluid (cairan otak). Segera panggil ambulans.

Infeksi yang Mengamuk: Otitis & Sinusitis

Mari turunkan tensi sedikit. Tidak semua penyebab adalah kecelakaan horor. Seringkali, musuhnya berukuran mikroskopis: Bakteri dan Virus.

Ketika "Gendang" Itu Pecah

Pernah mengalami infeksi telinga tengah (Otitis Media)? Rasanya seperti ada jarum yang menusuk-nusuk dari dalam. Pada anak-anak, kondisi ini sangat umum.

Tekanan nanah di belakang gendang telinga bisa begitu hebat hingga akhirnya... pop! Gendang telinga robek. Saat robek, nanah bercampur darah akan mengalir keluar. Rasanya sakit sekali saat proses penumpukan, tapi uniknya, rasa sakit itu sering hilang drastis begitu darah keluar karena tekanannya sudah lepas.

Sinusitis Kronis yang Agresif

Sementara itu, penyebab hidung berdarah atau mimisan sering dikaitkan dengan sinusitis. Peradangan pada rongga sinus membuat selaput lendir menjadi super rapuh, bengkak, dan penuh pembuluh darah yang melebar. Bersin sedikit saja, atau membuang ingus terlalu kencang (seperti terompet tahun baru), pembuluh darah itu bisa pecah.

Kisah Si Kecil Budi

Seorang ibu pernah datang dengan panik membawa anaknya, Budi (5 tahun). "Dok, telinganya berdarah!" serunya. Setelah diperiksa, ternyata Budi iseng memasukkan potongan lego kecil ke hidungnya, lalu mencoba mengorek telinganya karena gatal akibat infeksi flu yang tak kunjung sembuh. Kombinasi benda asing dan infeksi adalah paket lengkap penyebab kekacauan ini. Ya, anak-anak memang penuh kejutan.

Barotrauma: Musuh Para Penyelam & Penerbang

Sobat Sehat pernah naik pesawat saat sedang flu berat? Rasanya telinga seperti disumbat kapas beton, bukan?

Perbedaan tekanan udara atau air yang ekstrem bisa menyebabkan Barotrauma. Ini terjadi ketika saluran Eustachius (penghubung telinga dan hidung) gagal menyeimbangkan tekanan.

Jika tekanannya terlalu ekstrem—misalnya saat scuba diving tanpa ekualisasi yang benar—gendang telinga bisa pecah, menyebabkan darah keluar dari telinga. Di saat yang sama, kapiler di hidung juga bisa pecah karena tekanan (barodontalgia/barosinusitis). Jadi, bagi Anda yang hobi menyelam atau sering terbang, jangan memaksakan diri jika hidung sedang mampet.

Kondisi Medis Serius & Kelainan Darah

Kita harus menyentuh topik yang agak berat, meski persentasenya lebih kecil. Terkadang, pendarahan ini adalah gejala dari penyakit sistemik.

Gangguan Pembekuan Darah

Penyakit seperti Hemofilia, Leukemia, atau Demam Berdarah Dengue (DBD) membuat darah sulit membeku. Dalam kondisi trombosit yang terjun bebas, mimisan spontan dan pendarahan gusi atau telinga bisa terjadi tanpa ada benturan sama sekali. Tubuh kehilangan kemampuan untuk "menambal" kebocoran-kebocoran kecil di pembuluh darah.

Kanker Nasofaring

Ini adalah "silent killer" yang perlu diwaspadai, terutama di Asia. Kanker yang tumbuh di area belakang hidung (nasofaring) ini sering kali memiliki gejala awal yang samar: hidung tersumbat terus-menerus, mimisan berulang, dan telinga berdengung atau mengeluarkan cairan darah.

Saya pikir, kesadaran akan gejala ini masih sangat rendah. Banyak yang mengira ini hanya pilek biasa sampai benjolan muncul di leher.

Pertolongan Pertama: Jangan Panik, Lakukan Ini!

Lalu, apa yang harus dilakukan jika Sobat Sehat atau orang terdekat mengalami gejala telinga mengeluarkan cairan darah atau mimisan hebat? Kuncinya: Tenang tapi Sigap.

Untuk Hidung Berdarah (Mimisan):

  1. Duduk tegak, condong ke depan. Mitos lama menyuruh kita mendongak. Itu SALAH BESAR! Mendongak membuat darah masuk ke saluran napas atau tertelan ke lambung (bikin mual).
  2. Pencet cuping hidung. Tekan bagian lunak hidung selama 10-15 menit tanpa henti. Jangan diintip-intip dulu "sudah berhenti belum ya?", nanti proses pembekuannya batal.
  3. Kompres dingin di pangkal hidung untuk mengecilkan pembuluh darah.

Untuk Telinga Berdarah:

  1. Jangan disumbat! Ini aturan emas. Memasukkan kapas atau tisu ke dalam liang telinga bisa mendorong kotoran masuk lebih dalam atau meningkatkan tekanan di otak jika ada trauma kepala.
  2. Biarkan mengalir. Tutup longgar bagian luar telinga dengan kasa steril yang direkatkan plester, hanya untuk menyerap rembesan agar tidak mengotori baju.
  3. Posisi miring. Berbaringlah miring ke arah telinga yang berdarah agar cairan bisa keluar (drainase), bukan tertahan di dalam.

Kapan Harus Lari ke IGD?

Segera cari pertolongan pertama hidung berdarah dan telinga berdarah di RS jika:
- Pendarahan terjadi pasca benturan kepala.
- Darah tidak berhenti setelah 20 menit ditekan.
- Disertai muntah menyebur, pusing hebat, atau pingsan.
- Wajah terlihat pucat pasi dan berkeringat dingin.

Tubuh kita adalah mesin biologis yang cerdas. Ia selalu memberi tahu jika ada komponen yang rusak. Darah yang keluar dari tempat yang tidak semestinya adalah cara tubuh meminta perhatian Anda.

Jangan mengabaikan tanda-tanda ini hanya karena takut ke dokter atau merasa "nanti juga sembuh sendiri". Ingat, kesehatan adalah investasi yang tidak bisa dicicil. Lebih baik diperiksa dan ternyata hanya lecet ringan, daripada diam di rumah dan membiarkan risiko mengintip. Semoga penjelasan mengenai penyebab telinga dan hidung berdarah ini bisa menjadi panduan awal yang menyelamatkan nyawa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel