Telinga Berdenging Setelah Naik Pesawat? Jangan Panik, Lakukan 5 Trik Ampuh Ini!
Telinga berdenging setelah naik pesawat adalah mimpi buruk yang kerap menghantui perjalanan liburan kita, namun sayangnya masih banyak orang menyepelekan penanganan awal telinga berdenging setelah naik pesawat. Pernahkah Teman perjalanan merasakan sensasi aneh itu? Tiba-tiba dunia hening. Suara pramugari terdengar seperti dari balik akuarium. Lalu, "Ngiiiing!" Bunyi frekuensi tinggi menyerang tanpa ampun.
Saya pernah melihat seorang penumpang di sebelah saya, bapak-bapak gagah, yang meringis menahan tangis saat pesawat mulai descent (turun) menuju bandara. Dia memegang telinganya seakan ingin mencopotnya. Panik? Jelas. Sakitnya bukan main. Rasanya seperti ada drum mini yang dipukul bertalu-talu dari dalam kepala, ha ha ha, kalau diingat sekarang mungkin lucu, tapi saat kejadian itu sungguh menyiksa.
Sahabat sehat, kondisi ini bukan sekadar gangguan kecil. Jika dibiarkan, liburan Anda bisa hancur karena gangguan pendengaran sementara atau rasa nyeri yang menetap berhari-hari.
Daftar Isi (Table of Contents)
Mengapa Telinga Kita Bisa "Mogok" Saat Terbang?
Fenomena ini punya nama medis keren: Airplane Ear atau Barotrauma Telinga. Sederhananya, ini adalah perang tekanan udara.
Telinga tengah kita adalah ruang tertutup berisi udara. Saat pesawat berada di landasan, tekanan udara di dalam telinga sama persis dengan tekanan di luar. Damai. Sejahtera. Tapi, begitu pesawat melesat naik menembus awan, tekanan udara kabin turun drastis. Sebaliknya, saat pesawat menukik turun untuk mendarat, tekanan udara kabin naik dengan cepat. Perubahan ekstrem ini terjadi dalam hitungan menit.
Misteri Tuba Eustachius yang Tertutup
Di sinilah peran Tuba Eustachius, saluran sempit seukuran batang korek api yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung. Tugasnya menyeimbangkan tekanan.
Masalahnya, saluran ini seringkali "malas" atau tersumbat, terutama jika Teman perjalanan sedang pilek, alergi, atau tidur pulas saat pendaratan. Ketika tuba ini gagal membuka, gendang telinga akan terhisap ke dalam (saat turun) atau terdorong keluar (saat naik). Tegangan inilah yang memicu rasa sakit, sensasi penuh, dan tentu saja, dengingan yang menyebalkan itu.
Analogi Botol Plastik: Apa yang Terjadi di Dalam Kepala?
Bayangkan sebuah botol air mineral plastik kosong yang Anda tutup rapat di ketinggian 30.000 kaki. Saat pesawat mendarat, botol itu akan remuk, gepeng, dan penyok seolah diremas tangan tak terlihat.
Nah, itulah yang terjadi pada ruang di telinga tengah Anda! Bedanya, dinding telinga kita tidak terbuat dari plastik, melainkan jaringan sensitif yang penuh saraf. Tidak heran jika rasanya seperti ditusuk jarum, bukan?
Gejala Barotrauma: Lebih dari Sekadar Dengingan
Suara berdenging (tinnitus) hanyalah puncak gunung es. Seringkali, Sahabat sehat mungkin merasakan gejala lain yang menyertai telinga berdenging setelah naik pesawat di tengah perjalanan. Beberapa orang melaporkan pendengaran yang "mendhem" (istilah Jawa untuk suara yang teredam), mirip saat kepala kita masuk ke dalam air kolam renang.
Kapan Rasa Sakit Berubah Menjadi Tanda Bahaya?
Waspadalah. Jika Teman perjalanan merasakan nyeri yang tajam menusuk disertai keluarnya cairan bening atau darah dari telinga, setop melakukan trik rumahan. Itu bisa jadi tanda gendang telinga mengalami robekan mikro (perforasi). Kondisi pusing berputar (vertigo) yang parah setelah mendarat juga bukan hal wajar. Segera cari klinik bandara terdekat.
Solusi Praktis Mengatasi Telinga Tersumbat (Tanpa Alat Mahal)
Lalu, bagaimana cara membuka "sumbatan" gaib ini? Jangan khawatir, kita tidak butuh alat bedah. Tubuh kita sudah dilengkapi mekanisme alami untuk mengatasinya, asalkan kita tahu caranya.
Teknik Manuver Valsalva: Senjata Utama Traveler
Ini adalah teknik paling populer, paling sering disarankan, tapi juga paling sering dilakukan dengan salah. Kuncinya adalah kelembutan, bukan kekuatan.
Langkah Demi Langkah Melakukan Valsalva yang Benar:
- Tarik napas dalam-dalam melalui mulut.
- Tutup mulut rapat-rapat.
- Pencet hidung dengan jari (seperti saat menahan bau busuk).
- Hembuskan napas secara perlahan namun tegas melalui hidung yang tertutup.
- Penting: Jangan hembuskan terlalu kuat! Cukup sampai Anda mendengar bunyi "plop" atau "klik" di kedua telinga.
Jika dilakukan terlalu keras, alih-alih sembuh, gendang telinga malah bisa cedera. Ingat, kita mau menyeimbangkan tekanan, bukan meniup balon ulang tahun.
Manuver Toynbee dan Gerakan Rahang Sederhana
Jika Valsalva terasa terlalu intimidatif, cobalah metode Toynbee. Caranya lebih elegan: jepit hidung Anda, lalu menelan ludah. Gerakan otot saat menelan akan menarik Tuba Eustachius terbuka.
Atau, lakukan senam wajah. Buka mulut selebar mungkin (seperti singa menguap), lalu gerakkan rahang ke kanan dan kiri. Mengunyah permen karet atau menghisap permen keras juga sangat efektif karena memaksa kita menelan ludah berulang kali. Saya pribadi selalu sedia satu pak permen karet mint di tas kabin. Selain menyegarkan napas, telinga jadi aman sentosa.
Pencegahan Cerdas Sebelum Take-off dan Landing
Kata orang bijak, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah ini 100% valid untuk urusan telinga terbang.
Strategi Obat Dekongestan dan Earplugs
Jika Sahabat sehat sedang flu atau hidung tersumbat sebelum terbang, ini adalah alarm bahaya. Peradangan di hidung akan memblokir pintu masuk Tuba Eustachius.
Gunakan obat tetes hidung (nasal spray) atau minum dekongestan yang mengandung pseudoephedrine. Obat ini bekerja menyusutkan pembuluh darah yang bengkak di saluran napas, memberi ruang bagi udara untuk mengalir lancar ke telinga tengah.
Ada juga inovasi bernama filtered earplugs (seperti merek EarPlanes). Sumbat telinga khusus ini memiliki filter keramik yang memperlambat perubahan tekanan udara masuk ke telinga. Jadi, gendang telinga tidak "kaget" menerima perubahan tekanan drastis. Harganya mungkin agak mahal dibanding sumbat telinga busa biasa, tapi demi kenyamanan, worth it banget!
Waktu Emas Mengonsumsi Obat: 30 Menit Krusial
Jangan minum obat saat pesawat sudah mendarat. Itu telat! Minumlah dekongestan sekitar 30 menit sampai 1 jam sebelum pesawat take-off atau sebelum pesawat mulai turun (biasanya pilot akan memberi pengumuman "cabin crew prepare for landing"). Timing adalah segalanya.
Mitos vs Fakta Seputar Telinga Pesawat
"Ah, masukin air hangat ke telinga nanti sembuh sendiri."
Tolong, jangan lakukan ini di dalam pesawat! Memasukkan cairan ke dalam telinga yang sedang mengalami tekanan barotrauma justru bisa memicu infeksi. Mitos lain adalah "membiarkan bayi tidur saat landing agar tenang". Faktanya, bayi justru harus dibangunkan dan diberi susu (menyusui atau botol). Gerakan menyedot akan menyelamatkan telinga mungil mereka dari rasa sakit yang bikin trauma.
Kesimpulan: Terbang Nyaman Tanpa Gangguan
Traveling seharusnya menyenangkan, bukan menyisakan penderitaan fisik. Memahami mekanisme tubuh sendiri adalah kunci utama. Mulai dari gerakan rahang sederhana, sedia permen karet, hingga teknik Valsalva, semua adalah bekal wajib bagi Teman perjalanan.
Jadi, saat nanti Anda merasakan tekanan itu datang, jangan panik. Tarik napas, jepit hidung, dan hembuskan perlahan. Biarkan bunyi "plop" itu menjadi tanda kemenangan Anda melawan fisika atmosfer.
Semoga informasi tentang telinga berdenging setelah naik pesawat ini bermanfaat bagi perjalanan Anda selanjutnya, dan ingatlah selalu untuk menangani telinga berdenging setelah naik pesawat dengan metode yang tepat agar pendengaran tetap prima.
