10 Ular Paling Berbisa di Afrika


Fakta menarik tentang beberapa ular paling berbahaya dan paling berbisa di Afrika!

Mamba hitam


- Black Mamba (Dendroaspis polylepis) adalah ular berbisa terbesar di Afrika, dengan panjang rata-rata 2,5 m (8 kaki). Namun yang terbesar, bisa mencapai sepanjang 4,5 m (14 kaki)! :)
- Itu juga ular paling ditakuti di benua itu.
- Sangat agresif, tidak akan ragu untuk menyerang.
- Cepat dan lincah, mencapai kecepatan hingga 20 km/jam (12 mph).
- Meskipun namanya "hitam" mamba tidak hitam, melainkan berwarna coklat/zaitun atau abu-abu kecoklatan.
- Ular itu memiliki mulut "hitam pekat" yang ditampilkan saat terancam.
- Memiliki racun neuro dan cardio-toxic yang sangat kuat, mampu membunuh selusin pria hanya dalam satu jam.
- Tanpa anti bisa, tingkat kematian mamba hitam hampir 100%.
- Dari segi makanan, hewan memakan makhluk seperti tahi lalat, tikus, mencit, burung, tupai, dan mamalia kecil lainnya.

Kobra Meludah Mozambik


- Mozambik Spitting Cobra (Naja mossambica) mungkin adalah kobra yang paling tersebar luas di Afrika tropis dan subtropis.
- Ini dianggap sebagai salah satu ular Afrika paling berbahaya, kedua setelah Mamba.
- Seperti namanya, ular dapat meludah ("semprotan" mungkin lebih akurat) racun neurotoksiknya dengan akurasi dan jangkauan yang tinggi (semburan hingga 3 m).
- Gigitannya dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah (jarang terjadi; tidak harus menggigit), sedangkan racun pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan.
- Saat dibutuhkan, ia juga bisa naik hingga dua pertiga dari panjang tubuhnya.
- Dapat mensimulasikan kematian untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut.

Puff Adder


- Puff Adder (Bitis ariens) bertanggung jawab atas lebih banyak kematian (menyumbang +/- 60% dari semua gigitan ular) daripada ular lain di Afrika.
- Paling umum di benua Afrika dan mendiami sebagian besar wilayah (kecuali beberapa gurun dan hutan hujan).
- Karena bergantung pada kamuflase untuk menyembunyikan diri dan diam ketika didekati, orang cenderung menginjak mereka dan digigit.
- Memiliki taring yang sangat panjang (12-18 mm).
- Panjang rata-rata adalah 1 m.
- Bergerak dengan cara yang mirip dengan cara ulat bergerak.
- Bila diganggu mendesis keras dan membentuk lilitan yang rapat.
- Menyerang ke samping.
- Dapat menyuntikkan antara 100 dan 350 mg racun sitotoksik sekaligus. Dosis mematikan bagi manusia adalah 100 mg racunnya.
- Perenang dan pemanjat yang baik.

Gaboon Viper


- Gaboon Viper (Bitis gabonica) adalah ular penyergap pamungkas karena menyatu sempurna dengan penutup daun dan vegetasi di sekitarnya.
- Menyergap mangsanya (burung besar dan beberapa mamalia) dengan berdiri diam, dan menyerang secara tiba-tiba.
- Bertubuh sangat berat (beratnya mencapai 10 kg), dan dapat tumbuh hingga lebih dari 2 m panjangnya.
- Kepala segitiga besar, mengembangkan dua tanduk lubang hidung seiring bertambahnya usia.
- Memiliki taring terpanjang dari semua ular di dunia (rekor 50 mm).

Kobra Mesir


- Kobra Mesir (Naja haje) paling sering ditemukan di Mesir, tetapi sebenarnya kobra Afrika yang paling tersebar luas.
- Ukuran rata-rata adalah 1,5-2 m, meskipun beberapa dapat melebihi panjang 2,5 m (8 kaki).
- Ular ini memiliki racun paling beracun ketiga dari kobra mana pun, tepat setelah Kobra Filipina Utara dan Cape Cobra.
- Faktanya, racunnya sangat kuat sehingga bisa membunuh gajah dewasa hanya dalam waktu 3 jam.
- Beberapa orang percaya bahwa Cleopatra bunuh diri menggunakan ular kobra Mesir.

Viper Sisik Gergaji (Viper Karpet)


- Ditemukan di Utara Khatulistiwa Afrika, Ular Berskala Gergaji atau Karpet (Echis carinatus) adalah ular kecil namun sangat efisien dan pemarah.
- Rata-rata ular beludak dewasa mencapai panjang kurang dari satu meter (20-30 inci).
- Mendapatkan namanya dari suara peringatan "mendesis" saat sisiknya bergesekan.
- Racun ular bersifat hemotoksik dan sangat mematikan.
- Menurut beberapa peneliti, racun Carpet Viper 5 kali lebih beracun daripada ular kobra, dan 16 kali lebih beracun daripada Russell's Viper (salah satu ular paling mematikan di Asia).

Lebih baik dibiarkan sendiri! :)

Boomslang


- Boomslang (Dispholidus typusis) adalah ular taring belakang paling berbisa di dunia.
- Ditemukan di sub-Sahara Afrika.
- "Boomslang" berasal dari kata Afrikaans "ular pohon". Oleh karena itu, ini adalah spesies ular yang "menghuni pohon".
- Seperti Gaboon Viper, taring Boomslang sangat panjang, dan dapat membuka mulutnya 180 derajat untuk menggigit.
- Meskipun kematian jarang terjadi karena spesies ini sangat pemalu, racunnya bersifat hemotoksik dan menyebabkan pendarahan internal.
- Dimorfisme seksual terutama terlihat pada Boomslang: betina berwarna coklat, sedangkan jantan berwarna hijau muda dengan highlight hitam.

Tanjung Kobra


- Cape Cobra (Naja nivea) memiliki racun neurotoksik yang diyakini paling kuat dari semua kobra Afrika.
- Ular cantik yang bervariasi baik dalam warna (dari kuning ke tembaga/mahoni berwarna dan keunguan/hitam) dan ukuran (rata-rata 4 kaki; dapat tumbuh hingga 6 kaki).
- Angka kematian pada manusia +/- 60% jika tidak segera ditangani.
- Kematian biasanya terjadi antara 2 dan 5 jam setelah seseorang digigit, dan biasanya akibat kegagalan pernapasan karena timbulnya kelumpuhan.

Mamba Hijau


- Mamba Hijau mirip dengan sepupu hitamnya dalam hal komposisi racun (meskipun hanya sepersepuluh beracun), namun berbeda dalam warna (hijau rumput mengkilap) dan ukuran (rata-rata 1,8 m/5,9 kaki).
- Ia juga pemalu dan kurang agresif daripada spesimen hitam, dan cenderung arboreal (bukan terutama terestrial).
- Ada dua jenis mamba hijau: Mamba Hijau Barat (Dendroaspis viridis; asli Afrika Barat), dan Mamba Hijau Timur (Dendroaspis angusticeps; asli sisi timur Afrika selatan).

Ular Semak Afrika


- Bush Viper (Atheris squamigera), kadang-kadang disebut "Leaf Viper", adalah spesies ular arboreal yang mendiami hutan hujan dan habitat hutan Afrika (Congo Basin, Uganda, Kenya...).
- Terutama di malam hari.
- Sangat berbisa namun relatif pasif. Akan membela diri saat dianiaya.
- Sering turun ke tanah untuk memakan tikus kecil, katak, dan kadal. Menggunakan ekornya untuk menggantung dari cabang-cabang yang rendah dan tanpa diduga menyerang makanan yang dipilihnya.
- Biasanya hijau tetapi beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertahan hidup: warna coklat zaitun atau coklat berkarat tidak jarang.




LihatTutupKomentar